Liputan6.com, Jakarta Bagi seorang guru, kegembiraan yang tiada tara adalah melihat anak didik berhasil dan sukses. Keberhasilan bisa dilihat dari pekerjaan yang diperoleh, sehingga kehidupannya pun lebih baik. Untuk itu, hindari memberi cap gagal pada murid seperti disampaikan salah satu guru SMP di Kota Depok, Jawa Barat, Budiyanti.
"Jangan memvonis anak itu tidak berhasil hari ini. Perubahan sikap tidak bisa dilakukan (dan dihasilkan instan). Perubahan akan terasa bermakna pada lima, enam atau 10 tahun yang akan datang," kata Budiyanti kepada Health Liputan6.com, Rabu (2/5/2018).
Memang, kemampuan pengetahuan murid bisa dinilai dari tes dengan berbagai soal bersifat kuantitas. Namun, katanya lagi, karakter dan perubahan tingkah laku tidak bisa dilihat hasilnya secara instan.
Selain itu, setiap anak juga punya bakat dan minat yang mungkin belum digali. Sementara, kegiatan belajar dan mengajar (KBM) bersifat umum. Penting bagi guru yang mengajar untuk bijak kepada semua murid di kelas.
"Guru juga harus bijak. Tidak bisa dipukul rata anak harus sama cara memperlakukannya. Itu tidak bisa," ungkap Budiyanti.
Lihat potensi anak
Demi perkembangan anak didik, menurut Budiyanti, penting bagi guru bisa melihat potensi mereka. Setiap anak punya keahlian masing-masing, ada yang lebih suka olahraga, pandai di pelajaran berhitung atau bahasa.
Selain itu, perkembangan kecerdasan juga diperhitungkan. "Kecerdasan intelektual, religius, dan emosional anak harus dilihat secara utuh. Suatu kebahagiaan kalau guru ternyata berhasil melihat potensi anak," katanya.
Jadi, guru tidak bisa boleh menghakimi bahwa "Anak ini tidak bisa", "Anak ini bodoh dan tidak mampu mengikuti pelajaran." Pada akhirnya, anak-anak akan berkembang.
"Jangan memvonis anak itu tidak berhasil hari ini. Perubahan sikap tidak bisa dilakukan (dan dihasilkan instan). Perubahan akan terasa bermakna pada lima, enam atau 10 tahun yang akan datang," kata Budiyanti kepada Health Liputan6.com, Rabu (2/5/2018).
Memang, kemampuan pengetahuan murid bisa dinilai dari tes dengan berbagai soal bersifat kuantitas. Namun, katanya lagi, karakter dan perubahan tingkah laku tidak bisa dilihat hasilnya secara instan.
Selain itu, setiap anak juga punya bakat dan minat yang mungkin belum digali. Sementara, kegiatan belajar dan mengajar (KBM) bersifat umum. Penting bagi guru yang mengajar untuk bijak kepada semua murid di kelas.
"Guru juga harus bijak. Tidak bisa dipukul rata anak harus sama cara memperlakukannya. Itu tidak bisa," ungkap Budiyanti.
Lihat potensi anak
Demi perkembangan anak didik, menurut Budiyanti, penting bagi guru bisa melihat potensi mereka. Setiap anak punya keahlian masing-masing, ada yang lebih suka olahraga, pandai di pelajaran berhitung atau bahasa.
Selain itu, perkembangan kecerdasan juga diperhitungkan. "Kecerdasan intelektual, religius, dan emosional anak harus dilihat secara utuh. Suatu kebahagiaan kalau guru ternyata berhasil melihat potensi anak," katanya.
Jadi, guru tidak bisa boleh menghakimi bahwa "Anak ini tidak bisa", "Anak ini bodoh dan tidak mampu mengikuti pelajaran." Pada akhirnya, anak-anak akan berkembang.